Sabtu, 31 Desember 2016

SBH Warureja jadi contoh cegah Demam Berdarah

Warureja – Pencegahan Demam Berdarah dengan gerakan 3M dan pemantauan jentik yang telah dilakukan SBH Warureja petut dicontoh oleh SBH pangkalan lain untuk dapat menurunkan kejadian Demam Berdarah di Kabupaten tegal.









Hal itu disampaikan Kak Susliastuti, Pengurus SBH Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dari Krida Penanggulangan Penyakit di sela acara pelantikan 50 anggota baru Pramuka Saka Bakti Husada (SBH) Pangkalan Puskesmas Warureja (30/12).

Kak Sapto, Instruktur SBH Warureja menceritakan “Beberapa tahun lalu pernah kita melakukan gebrakan 3M, pemantauan jentik dan pemberian bubuk abate di semua rumah di Kecamatan Warureja dan kasus DBD di Warureja menurun drastis hingga menjadi 2 kasus saja selama setahun setelah gebrakan itu”


Prestasi luar biasa ini yang menarik perhatian instruktur SBH Pangkalan lain belajar dari Kak Sapto untuk dicontoh dan diaplikasikan di pangkalan mereka. Trend penyakit DBD sedang menjadi perhatian Dinas Kesehatan setelah kasus DBD muncul di semua Kecamatan di Kabupaten Tegal.

Senin, 26 Desember 2016

Pramuka Diajak Kenali Nyamuk DB

Bojong - Ratusan anggota pramuka diajak untuk mengenali Nyamuk demam berdarah (DB). Pasalnya, akhir-akhir ini marak fenomena wabah demam berdarah di wilayah Kabupaten Tegal.

Hal itu terungkap saat pengenalan Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Senin (26/12) kepada peserta Raimuna Cabang VIII Kwarcab Tegal di Buper Martoloyo Desa Suniarsih Kecamatan Kedungbanteng.


Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tegal, dr Hendadi Setiaji,MKes mengatakan bahwa penting untuk mengenal ciri-ciri nyamuk demam berdarah sampai dengan bagaimana pertolongan pertama terhadap penderita demam berdarah di lapangan.










Dia menekankan "Pramuka harus bisa mencegah Demam Berdarah dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yaitu dengan 3M: Menutup tempat penampungan air, Menguras bak mandi, dan Mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah" 
Rencananya program ini akan ditindaklanjuti oleh pembina SBH Puskesmas di masing-masing sekolah yang ada di wilayahnya dalam program "Sismantik" (Siswa Pemantau Jentik) yang akan secara reguler memantau jentik di rumahnya masing-masing memastikan indokator PSN dalam mencegah Demam Berdarah di Kabupaten Tegal.

Minggu, 04 Desember 2016

Pelatihan Kehumasan Kwarcab Tegal

Kak Bagus Johan Maulana dan Kak Fadi Abdul Rochman dikirim untuk mengikuti pelatihan kehumasan yang diselenggarakan oleh Kwarcab Tegal. Narasumber pelatihan tersebut adalah dari wartawan senior, Pemred Radar dan Suara Merdeka, Kehumasan Pemda Kab Tegal. Pertemuan tersebut diadakan 2 hari yaitu 3 dan 4 desember 2016.   



Jumat, 02 Desember 2016

Sebuah Karya dari salah satu andalan SBH



Nama penyair: Johny Rock
Nama asli: Bagus Johan Maulana
Instansi: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Sebuah karya Musikalisasi Puisi Indie Kontemporer, album kedua Johny Rock persembahan untuk Pramuka Indonesia bertajuk "Salam Pramuka" yg membawa Nasionalisme kepanduan dalam puisi puisinya. Klik gambar untuk masuk ke reverbnation untuk mendengar karya-karyanya. atau disini: https://www.reverbnation.com/puisiindiekontemporer/album/144454-salam-pramuka

Sabtu, 26 November 2016

Artikel : Gerakan Pramuka Rawan Degradasi

Pada peringatan hari Pramuka ke 50 yang lalu , Gerakan Pramuka telah menyelenggarakan Pengibaran bendera Merah putih terbesar dengan moment Dive Pramuka Emas di pantai Pasir Putih Situbondo, demikian pula dilaksanakan kegiatan estafet tunas kelapa dari penjuru tanah air, yang terakhir pengibaran bendera Merah Putih di pulau sebatik yang dilakukan Pramuka Saka Bahari. Masih banyak event lainnya yang pokok utamanya adalah menanamkan kesadaran berbangsa, belanegara dan kecintaan pada tanah air di negara ini.
Kegiatan besar semacam itu bukan sekedar simbol, namun memiliki arti besar bagi gerakan pramuka dalam upaya membangun karakter bangsa ini melalui generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka.
Namun di lain sisi dan lebih ke dalam lagi, menurut pengamatan penulis ternyata masih perlu pembinaan bela negara dan kerakter bagi anggota pramuka yang lebih spesifik dan bersifat tehnis. Dimulai metode pendidikan kepramukaan di gugusdepan, yang pada saat ini tampak adanya pergeseran dan perubahan cara pandang antara memaknai kecintaan pada tanah air dan semangat dalam motivasi kegiatan pramuka. Hal ini terbukti dengan pemakaian setangan leher atau pita leher merah putih yang dibarengi dengan (menyerupai) tanda lainnya diluar tanda resmi yang telah ditentukan oleh Gerakan Pramuka ( Kwarnas, red ). Biasanya orang menyebut tanda ini dengan nama “ slayer “ , yakni sepotong kain yang menyerupai setangan leher dengan aneka warna dan corak baik dengan ukuran yang sama atau lebih kecil, dikenakan melingkar pada leher si pemakai.
Penggunaan semacam slayer ini sedemikian subur di kalangan anggota pramuka. Orang-orang yang awam pramuka akan bertanya apakah ada perubahan dengan seragam pramuka saat ini ? atau apakah ada “hasduk baru” ? Lalu apakah penggunaan slayer ini merupakan bagian dari gejala di era keterbukaan, atau kebebasan, ataukah semata-mata hanya untuk cara menumbuhkan semangat bagi anggota pramuka.
Pada saat ini, penggunaan slayer tidak hanya pada forum non formal saja, para peserta didik bahkan menggunakannya pada kegiatan formal juga. Hal ini menjadi sangat memprihatinkan lagi bila dipakai dan ditempatkan di atas setangan/ pita leher menutupi bendera Merah Putih yang sebenarnya dikemas, diformat dan dibentuk menjadi setangan / pita leher.
Pola penerapan pendidikan dengan model menggunakan slayer bagi peserta didik yang seperti ini,  akan berpengaruh pada pola image bahwa pengguna dimungkinkan akan lebih bangga dan nyaman menggunakan sejenis slayer dibanding setangan/ pita leher yang semestinya. Perubahan perilaku ini akan terjadi  apalagi jika Merah Putih diletakkan di bawah dan ditutup dengan kain lainnya. Kalau sudah demikian maka nilai Satya dan Darma Pramuka bisa juga menjadi tertutup dan luntur, merah putih di dada bukan lagi kebanggaan. Tentu saja hal tersebut bertentangan dengan tujuan gerakan pramuka. Bahkan pernah ada pula kegiatan kursus pembina malah yang digunakan bukan setangan/ pita leher sebenarnya.
Kenapa bukan satu saja, Merah dan Putih ?
Pengertian penggunaan setangan/ pita Leher.Setangan / pita leher yang memiliki warna bendera Indonesia, merah dan putih merupakan tanda umun gerakan pramuka yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka di bawah leher baju (kraag), dilipat sedemikian rupa (putra) sehingga warna merah dan putih masih tampak dengan jelas sedangkan putri dibuat simpul mati, dengan bagian yang merah di sebelah kanan, dan bagian putih di sebelah kiri.
Sejarah menunjukkan bahwa dengan terbitnya Keppres No. 238 tahun 1961, yakni dengan tujuan pokok menyatukan seluruh pandu di Indonesia yang beraneka latar belakang, menjadi Gerakan Pramuka dengan satu tujuan dan selanjutnya oleh para pendahulu telah menindaklanjutinya dengan peraturan pemakaian salah satu tanda umum serupa bendera Merah Putih yang dipergunakan sebagai setangan / pita leher menjadi bagian tanda pemersatu, yang akan tampak pada setiap dada anggota pramuka.
Perlunya Pemahaman Setangan/ Pita Leher.Seperti yang ditulis di atas bahwa setangan/ pita leher merupakan Bendera Merah putih yang dikemas sedemikian rupa dan menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah anggota pramuka. Kita juga akan mengalami kegundahan dan perasaan yang sama, manakala pada latihan pramuka, banyak peserta didik tidak  menggunakan setangan/ pita leher. Semestinya tata cara dan etika pemakaian setangan/ pita leher seharusnya diterapkan pada setiap peserta didik sejak awal, agar Merah Putih ( bendera ) yang melingkar dileher itu selalu dijaga dan dihargai sebagaimana menghargai dirinya sendiri saat menggunakannya.
Seharusnya tidak ada bentuk lain yang menyerupai setangan/ pita leher selain merah dan putih yang merupakan janji yang selalu mendampingi di setiap kegiatan pramuka. Kita juga tidak bisa serta merta beralasan demi kreatifitas, atau menjadikan sebagai sekedar tanda peserta kegiatan, apalagi hal tersebut tidak tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan dalam tanda umum gerakan pramuka.
Apakah tidak sebaiknya kita dapat mencontoh para pimpinan Gerakan Pramuka, seperti Kak Dede Yusuf (Kwarda Jabar) yang selalu menggunakan merah putih di dadanya meski tidak berseragam pramuka, demikian pula Kak Budi Prayitno (Kwarda Jateng) yang tetap memegang aturan normatif dalam pemakaian seragam pramuka. Kedua Pemimpin ini bisa dijadikan tauladan dalam menjaga semangat bela negara dan beretika saat sang merah putih menyertainya.
Akibat dan solusi.Kalo sudah menjadi kebiasaan,  pasti ada yang pro maupun kotra, tentu kita tidak ingin terjadinya pengaruh yang mengakibatkan perubahan perilaku yang akhirnya dapat keluar dari maksud dan tujuan gerakan pramuka itu sendiri.  Adanya aneka warna dan bentuk slayer yang dibuat, bukan menjadi solusi pemersatu, tapi malah sebaliknya mereka bisa saja, saling berlomba untuk “jor-joran”,  lenyapnya persaudaraan lalu yang muncul adalah persaingan, semangat merah putih pun hilang.  Pemakaian slayer yang asal-asalan mengakibatkan penggunaan seragam pramuka yang makin tidak tertib.  Peserta didik makin lebih senang menggunakan slayer daripada setangan/pita leher.
Selanjutnya beberapa hal yang merupakan bagian dari solusi :
- Diberikannya kesempatan pengunaan sejenis slayer, namun dengan aturan yang konkrit, jelas dan ketat.
- Sebaliknya adanya penegasan terhadap larangan penggunaan tanda-tanda selain yang tercantum dalam aturan normatif di Gerakan Pramuka.
- Sosialisasi penggunaan seragam yang baik dan benar.
- Penanaman karakter bagi pramuka terutama di bidang bela negara lebih ditingkatkan.
- Tumbuhkan  nilai-nilai semangat perjuangan para pahlawan, mempertahankan bendera merah putih dan agar tetap berkibar di bumi pertiwi ini.
- Perlunya pengetahuan pemahaman tentang adanya petunjuk penyelenggaraan untuk dipatuhi dan dilaksanakan.
Tentu saja masih banyak solusi lainnya yang lebih baik. Sedangkan yang memiliki kewenangan dan kebijakkan untuk melakukan itu hanyalah pihak Kwartir.
Dalam meningkatkan animo dan semangat berpramuka masih ada upaya lain yang dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik tapi benar. Namun yang harus kita ingat bahwa ibarat membuat sebuah bangunan tidak terus saja meningkat ke atas saja, tetapi juga perlu dilihat pondasi di bawahnya apakah ada korosi atau degradasi yang sewaktu-waktu bikin bangunan itu mudah roboh.
Wallahualam. Salam Pramuka
Oleh : Gunawan Sr.

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pramuka

Dewasa ini dunia pendidikan kita sedang gencar menyoroti Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Berbagai media cetak dan elektronik kini banyak memuat pentingnya Budaya karakter bangsa. Berbagai seminar dan gelar wicarapun dilakukan para ahli dan pemuka masyarakat mengenai masalah korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan dan perkelahian yang dilakukan sebagian pemuda kita yang begitu anarkhi kian marak diperbincangkan. Alhasil dari perbincangan dan kupasan media oleh para ahli dan pemuka masyarakat menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu solusi sebagai tindak preventif.
Bicara Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa Undang - undang No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas telah jelas-jelas mengamanatkan dalam pasal 3 yang menyebutkan bahwa "Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung jawab".
Dengan melihat pasal 3 UU Sisdiknas telah jelas bahwa tujuan dari pendidikan di Indonesia khususnya telah merumuskan kualitas manusia Indonesia yang mutlak harus dikembangkan disetiap satuan pendidikan.
Pendidikan Kepramukaan sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda yang nota bene Gudep yang berbasis satuan pendidikan sebagai salah satu lini terdepanya juga telah jelas dirumuskan dalam UU No 12 tahun 2010 pasal 1 ayat 4 bahwa "Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan".
Gerakan Pramuka dengan kode kehormatannya satya dan dharma pramuka merupakan mutiara, sumber lahirnya nilai nilai karakter positif yang mampu menempatkan pribadinya sebagai insan Indonesia yang seutuhnya. Apabila mutiara tersebut telah bersemayam dalam hati maka akan menyinari setiap gerak dan langkahnya, karena apa yang bersemayam dalam hati kita itulah yang akan keluar sebagai tindakan dan perilaku. Jika mutiara ini telah tertanam kuat maka akan melahirkan dan membentuk suatu karakter.
Dari uraian di atas para pembina pramuka sebagai stakholder pendidikan kepramukaan hendaknya memahami bahwa praktek penghayatan melalui kegiatan renungan dan ulang janji merupakan satu hal yang paling inti dan sakral, karena inilah awal yang menentukan keberhasilan dalam rangka pembentukan karakter.
Dalam Pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber pada Agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional diperoleh 18 Nilai yaitu :
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran  terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Jika dicermati baik-baik maka  nilai nilai tersebut juga merupakan penghayatan pengamalan dari satya dan dharma pramuka. maka dari itu jelaslah bahwa pendidikan kepramukaan apabila kita laksanakan dengan sungguh sungguh maka diharapkan budaya dan karakter serta jati diri bangsa akan tetap terprlihara.
Dirgahayu Gerakan Pramuka ke 50, 'Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubhaktikan untuk kejayaan Merah Putih. 
Penulis : Kak Iman Hadi Puwono, S.Pd(Ka Gudep SMP N 1 DUKUHTURI )
NTA : 11 28 05 115 000051

Menjaga Independensi Gerakan Pramuka

EKSISTENSI anggota praja muda karana (pramuka) menemukan babak baru terkait dengan UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Regulasi itu terus disosialisasikan, termasuk di Jateng, dan pada 26 Maret 2011 Wapres Boediono didampingi Menpora Andi Alifian Mallarangeng dijadwalkan membuka sosialisasi berskala nasional itu di kampus Unnes, yang dihadiri sedikitnya 1.500 peserta. Pro dan kontra telah mewarnai lahirnya UU itu, baik ketika anggota DPR mengadakan studi banding ke Afsel, Jepang, dan Korea maupun saat membuat dan menyosialisasikan RUU Gerakan Pramuka.


Terlepas dari pro dan kontra, suka tidak suka, setuju tidak setuju, seluruh komponen dari berbagai strata keanggotaan dan kepengurusan Gerakan Pramuka harus mengucapkan selamat datang UU Nomor 12 Tahun 2010 dan selamat berpisah Keppres Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Undang-Undang tentang Gerakan Pramuka disusun untuk menghidupkan dan menggerakkan kembali semangat perjuangan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang beraneka ragam dan demokratis. Regulasi itu menjadi dasar hukum bagi semua komponen bangsa dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa dalam wadah NKRI. 

Keputusan politik yang disepakati seluruh fraksi DPR pada 26 Oktober 2010 dalam sidang paripurna menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka memang seksi dan memiliki daya pikat tinggi sehingga seluruh fraksi menyetujui disahkannya RUU Gerakan Pramuka menjadi UU, tanpa voting. Dalam konteks ini, semangat dan jiwa kepramukaan yang lebih mengedepankan musyawarah untuk mufakat telah dihayati dan dimaknai secara benar oleh anggota DPR. 

Gerakan Pramuka memang layak didekati berbagai tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh profesi, ataupun tokoh lain dengan berbagai argumentasi demi kepentingan bangsa dan negara. Pendekatan tidak menafikan untuk kepentingan pribadi, kelompok, golongan, dan daerah masing-masing mengingat jumlah anggota Gerakan Pramuka mencapai puluhan juta orang. 

Pendekatan itu bukan untuk mempolitisasi anggota pramuka melainkan menggarap secara maksimal sehingga tokoh-tokohnya dapat lebih berkiprah dalam mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara ini melalui gerakan itu. Jika Gerakan Pramuka yang hampir 50 tahun ini dipandang belum atau tidak memberikan kontribusi konkret serta sistem pendidikan dan pembinaannya tidak menarik, hal itu memunculkan pertanyaan pada diri penulis. 
Tetap Nonpolitis Bukankah yang nanti hadir pada acara sosialisasi UU itu merupakan tokoh dan pimpinan daerah yang notabene pada usia mudanya (siaga/SD, penggalang/SMP, penegak/SMA, dan pandega/mahasiswa) pernah merasakan dan menikmati pendidikan  dan pembinaan Gerakan Pramuka? 

Menjadi naif kalau mereka tidak mengakui success story dan benefit Gerakan Pramuka. Sifat kepemimpinan dan karakter pribadi yang baik dari peserta sosialisasi UU tersebut menjadi bukti riil. 

Pertanyaan berikutnya, kalau Gerakan Pramuka pernah berjasa dalam membina nation and character building bagi alumni aktivis Gerakan Pramuka,  sejauhmana kontribusi dari masing-masing anggota dalam membesarkan dan meningkatkan kegiatan?

Upaya itu jauh lebih penting sehingga Gerakan Pramuka dapat mewarnai berbagai kegiatan yang dibutuhkan masyarakat, ketimbang sekadar kegiatan teknis kepramukaan seperti keplok-keplok, menyanyi, ’’pelajaran’’ tali-temali, dan perkemahan. 

Kita dapat berkaca dari panggung dunia politik seperti dalam pilpres, pileg, atau pilkada.  Kita merasakan adanya berbagai benturan kepentingan baik berciri komunitas, keagamaan, profesi, maupun kewilayahan dan sebagainya yang justru merusak nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dan nilai-nilai luhur Pancasila. 

Akhirnya UU Nomor 12 Tahun 2010 ditetapkan melalui keputusan politik DPR tetapi Gerakan Pramuka bukan kendaraan politik bagi anggota dewasa pramuka yang akan atau bahkan telah meniti  karier di bidang politik. Adakah yang menjamin Gerakan Pramuka tetap nonpolitis? Salam Pramuka! (10)


 Drs Sigit Djoko Sutomo,  mantan Andalan Daerah Kwarda 11 Jawa Tengah

145 JAMBAN SEHAT SIAP DIBAGIKAN......

Rabu, 24 Agustus 2016
Pramuka Kwartir cabang Tegal melaksanakan kegiatan pembagian JAMBAN SEHAT kerja bareng Alumni FK Undip / Ika Medica. Kegiatan yang dikemas dalam kegiatan kemah wisata bakti digelar dalam rangka Dies Natalis ke 55 FK Undip dan menyambut Estafet Tunas Kelapa Kwarda Jateng tahun 2016.
Sebanyak 145 jamban di bagikan kepada masyarakat Guci, Bumijawa dan Rembul, Bojong. Rinciannya yakni di desa Guci 65 Jamban dan desa rembul 80 Jamban.
Aksi Pramuka Peduli melibatkan puluhan personil terdiri dari,
DKC Tegal dan Ubaloka 10 personil
Saka Bhakti Husada Jatinegara dan Warureja 35 Personil
Dkr Bojong dan Bumijawa 19 Personil.
Kegiatan perkemahan kemah wisata bakti secara resmi akan dilaksanakan Jumat, 26 s/d 28 Agustus 2016

SBH Warureja Peduli Demam Berdarah (review artikel lama)

WARUREJA - Ratusan anggota Pramuka Saka Bakti Husada (SBH) Kwarran Warureja membagikan Abate kepada sejumlah masyarakat di Desa Sukareja, Kecamatan Warureja belum lama ini. Hal itu dilakukan untuk menekan jumlah korban penderita demam berdarah (DB) seiring dengan datangnya musim hujan.


Ketua Pamong Saka Bakti Husada Warureja, Sapto Santoso SKM mengatakan pembagian abate dilakukannya dengan mendatangi rumah - rumah warga. Selain membagikan abate, mereka juga memberikan penyuluhan tentang bahaya jentik nyamuk demam berdarah.

Dijelaskannya, kegiatan melibatkan sebanyak 117 anggota Pramuka SBH yang berasal dari SMA Negeri Warureja dan SMK Negeri Warureja. Dari jumlah itu, mereka dibagi menjadi lima tim yang dipandu oleh pembina masing-masing.

Sapto yang juga pegawai Puskesmas Warureja ini menghimbau kepada warga agar rajin untuk membersihkan lingkungan. Selain itu, ia juga minta warga secara rutin menguras kolam tiap satu Minggu sekali. Hal itu untuk menghindari munculnya jentik nyamuk demam berdarah.

"Selama tahun 2013, kami mencatat ada 4 kasus DB di Kecamatan Warureja. Namun untungnya, pasien tidak sampai meninggal dunia," tukasnya.

Pembina SBH Warureja, Riyanto menambahkan, sebelum mengikuti kegiatan, anggota Pramuka mengikuti kegiatan Pelantikan sebagai anggota Saka Bakti Husada (SBH) pada Desember 2013 alu. pelantikan anggota dikemas dalam Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) yang digelar di Desa Gonseng Kecamatan Randudongkal, Pemalang.

Pembinaan SBH Adiwerna

Telah dilakukan pembinaan kesehatan SBH wilayah Puskesmas Adiwerna oleh Pamong saka Kak Risya kepada beberapa pelajar dari SLTA di wilayah Puskesmas Adiwerna. Maju terus SBH Adiwerna.


Sosialisasi SBH di Puskesmas Jatibogor

Diadakan Sosialisasi Saka Bakti Husada kepada pelajar untuk menarik minat keikutsertaan pelajar di SBH. Segera akan dibentuk SBH wilayah puskesmas Jatibogor dengan personel 15 anak. terimakaish pamong saka kaka Faturohman


Kegiatan Jumantik dan PSN SBH warureja

Kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Juru Pemantau Jentik SBH Warureja di desa Kedungjati mencegah Demam berdarah sedini mungkin dengan memberdayakan masyarakat untuk aktif melakukan 3 M plus, Menguras bak mandi, Mengubur barang bekas , Menutup Tempat Penampungan air dan memakai pelindung anti nyamuk.




Senin, 21 November 2016

Pengurus Saka Bakti Husada Kabupaten Tegal








MACAM-MACAM SANDI DI PRAMUKA

Sandi adalah sebuah kata dalam bahasa sansekerta yang kira-kira artinya adalah rahasia;menyembunyikan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persandian yang berasal dari kata dasar sandi adalah rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa Inggris cryptography, yang berarti pengetahuan, studi, atau seni tentang tulisan rahasia. 

1. Sandi Morse: 


Kode Morse atau 'Sandi Morse' adalah sistem representasi huruf, angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835. Awal penggunaan Kode morse pertama kali digunakan secara luas setelah teknologi radio dan telegrafi berkembang pesat di akhir abad ke-19. Pada awal-awal penggunaannya kode morse dipakai untuk pengiriman pesan antara dua tempat yang terpisah jauh dengan menggunakan teknologi radio CW (constant wave) atau gelombang tetap sebelum ditemukannya komunikasi radio dengan suara. Hal ini dikarenakan radio pada masa awalnya masih pada penggunaan gelombang rendah, yang tidak mampu mengirimkan gelombang suara, namun dapat mengirimkan bunyi sederhana seperti bunyi panjang-pendek dari kode morse. Penggunaan sipil Tombol transmisi morse tipe satu tombol. Model ini umum digunakan sejak Perang Dunia ke-2. Kini model varian dua tombol (masing-masing untuk titik dan garis) lebih umum digunakan dalam pengiriman kode morse. Pada masa awal perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, kode morse yang dikirim melalui telegraf adalah media komunikasi yang jangkauannya terluas dan tercepat, dan menjadi sarana utama pengiriman berita di kantor-kantor pos di seluruh dunia hingga saat telepon menjadi populer di masyarakat. Namun hingga saat ini, radio amatir (radio non pemerintah, komersial maupun militer), termasuk ORARI Indonesia masih aktif menggunakan kode morse baik untuk berkomunikasi maupun berpartisipasi dalam kontes. Kode morse juga masih dicantumkan dalam pedoman radiotelepon Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), walaupun hanya digunakan dalam keadaan tertentu saja. Pelayaran sipil juga masih menggunakan kode morse untuk komunikasi jarak jauh. Sinyal yang paling umum disepakati dan digunakan dalam Kode Morse adalah sinyal "SOS" (... --- ...), yaitu kode yang digunakan sebagai tanda adanya bahaya yang telah disepakati oleh berbagai perjanjian maritim internasional, dan di beberapa negara dan wilayah menggunakan tanda ini di luar situasi gawat darurat dapat berakibat kepada ancaman hukuman. Kapal yang berada dalam bahaya dapat mengirimkan tanda ini sebagai sinyal darurat, baik dalam bentuk sinyal radio, lampu tanda, peluit atau bendera. Kode morse dalam kepramukaan Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis. Untuk menghafalkan kode ini digunakan metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili oleh -.- berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang diwakili oleh -.. Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput. 

Penemu kode/sandi morse bernama SAMUEL F B MORSE yg berkebangsaan AMERIKA. kode morse disampaikan dng menggunakan: peluit, radio, asap, lampu, telegraf, dan arus listrik unt membedakan titik dan strip digunakan perbandingan 1:3 (1 unt titik dan 3 unt strip). pd thn 1837 penggunaannya masih terbatas yg digunakan dng sistem telegraf dan baru di terima di seluruh dunia pd thn 1851. Contoh sandi morse: 


==============================================================

Sandi Semaphore: Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning, dimana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. semaphore biasa diterapkan sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam kegiatan pramuka. Berikut ini merupakan contoh gambar: 
==============================================================
Sandi Rumput: Sandi Rumput adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca yang dibuat berdasarkan prinsip kode morse. Berarti kunci utamanya terletak pada sandi morse. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada cara penulisan, dimana titik dan garis pada kode morse diganti dengan rumput kecil dan rumput besar. Berikut ini merupakan contoh gambar: 


==============================================================

Sandi Abjad: Sandi Abjad adalah sandi yang hurufnya dibaca dari arah belakang/terbalik. Contoh: Kunci = A-Z CONTOH : KIZNFPZ RMWLMVHRZ

 ARTINYA : PRAMUKA INDONESIA 


==============================================================
Sandi Angka: Sandi Angka adalah Sandi yang memakai kode angka. Seperti terlihat gambar di bawah ini: CONTOH : 3.0.18.0 3.0.17.12.0 15.17.0.12.20.10.0. ARTINYA : D A S A D A R M A P R A M U K A. 

==============================================================

==============================================================

==============================================================


==============================================================



==============================================================


==============================================================


==============================================================


==============================================================


==============================================================
==============================================================
==============================================================

==============================================================

==============================================================

==============================================================

==============================================================

==============================================================


SANDI KOTAK Kata sandi berasal dari bahasa sansekerta, yang artinya rahasia .Sandi ialah suatu kode rahasia, dimana kerahasiannya hanya di ketahui oleh sekelompok orang saja.Dalam kegiatan pramuka, sandi di pergunakan pada saat melakukan haiking.Pramuka-pramuka dapat melatih diri untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang di hadapi. Yang penting dalam sandi adalah kuncinya harus jelas.

==============================================================

b. Sandi Kotak II ( Rangkap ) Seperti pada sandi kotak pertama hanya titiknya rangkap, jadi satu kotak untuk tiga huruf.