Temu kangen, kawan lama nampaknya lumayan mengobati kerinduan untuk membangkitkan memori indah. Dia, Jony, teman SDku dulu, pernah sebangku. Kini dia bekerja sebagai CEO dari sebuah perusahaan di Tegal yang sedang tumbuh.
Senang rasanya melihat sesuatu yang tumbuh, seperti dia. Mungkin juga karena tumbuh adalah satu kata paling mendasar dalam hidupku, falsafah. Ya, bisa disebut demikian. Nilai dasar yang sedang diperjuangkan dalam hidup. Menurutku, tiap orang wajib memilikinya.
Senang rasanya melihat sesuatu yang tumbuh, seperti dia. Mungkin juga karena tumbuh adalah satu kata paling mendasar dalam hidupku, falsafah. Ya, bisa disebut demikian. Nilai dasar yang sedang diperjuangkan dalam hidup. Menurutku, tiap orang wajib memilikinya.
Obrolan mengalir di bawah teduhnya terpal biru yang jadi penghalang matahari memanasi kulit kami berdua. Ini adalah pertama kalinya jumpa dengan Jony setelah 10 tahun lebih kami berpisah. Es kelapa muda, traktiran dia kini sudah tinggal separuh gelas. Memang sudah kebiasaanku, saat istirahat kantor aku selalu kesini. Es kelapa muda dekat jembatan sebelah Dispermades Kab. Tegal. Syukur takdir mempertemukanku dengan kawan lama disini.
"Selamat, kamu benar-benar tumbuh" ucapku membanggakan karirnya kini.
"Ah,.. sawang-sinawang mas" renyah dia tertawa dengan gayanya yang khas, tidak berubah sejak SD.
Tiba-tiba sosok Jony mengingatkanku akan percobaan kecil saat kami memakai seragam putih merah dulu, yaitu menumbuhkan kecambah.
"Jon, ingatkah jaman SD dulu kita melakukan percobaan menumbuhkan kecambah?"
Jony mengingatnya dan mencoba menyebutkan satu per satu bahan percobaan itu, sebutir kacang hijau sebagai bibit, kapas sebagai media tanam, air dan cahaya matahari.
Mungkin kebanyakan orang dewasa seumuran kami masih ingat jelas percobaan ini, simple, bermakna.
"Betul sekali, dan kamu selalu tumbuh mirip kecambah itu" gurauku terlepas.
"Ah, justru kamu yang pintar menumbuhkan organisasi" balasnya.
Aku memang aktif di beberapa organisasi, dan senang sekali tumbuh bersama mereka. Meskipun bukan sebagai ketua, namun setidaknya ada satu hobiku dalam tiap organisasi yang kugeluti, yaitu membuat orang senang bersama dalam pertumbuhannya.
Rupanya sedikit banyak Jony mengetahui aktivitasku di organisasi, mungkin dia memantaunya dari dinding facebookku.
Entah mengapa tiap percakapan demikian membuatku merasa semakin tumbuh. "Satu iman", istilahku untuk teman yang mempunyai paradigma sama. Tiap tutur dialog dengan Jony ini membuatku merasakan pertumbuhan yang nyata.
Rupanya sedikit banyak Jony mengetahui aktivitasku di organisasi, mungkin dia memantaunya dari dinding facebookku.
Entah mengapa tiap percakapan demikian membuatku merasa semakin tumbuh. "Satu iman", istilahku untuk teman yang mempunyai paradigma sama. Tiap tutur dialog dengan Jony ini membuatku merasakan pertumbuhan yang nyata.
Kulihat es kelapa muda Jony tinggal menyisakan air sedikit.
"Nambah lagi, om" seru dia ke penjual
"Sekalian dong" imbuhku
Jony, CEO muda itu menceritakan perjuangan membangun perusahaannya dari awal, bersama sang ayah yang setahun lalu baru meninggal. Pabrik pemecah batu, di Balapulang. Namun sedikit harapan yang mengganjal, dia merasa perusahaannya akan semakin melejit jika dia mempunyai jaringan, semacam organisasi kemasyarakatan ungkapnya.
"Betul juga" jawabku.
"Organisasi itu mirip jari, Jon"
"Jika jari kita utuh, kita mampu mengangkat barang berat" Jony mengangguk.
"Sama dengan jari kaki juga, kalo utuh, kita bisa berjalan dengan lurus" tambahku.
"Nah itu, bagaimana caranya menumbuhkan organisasi?" rasa penasaran jony jelas kutangkap di matanya. Aku tersenyum, berhenti sejenak, kutatap dia.
Matanya mulai mencari jawaban di wajahku.
Nampak sekali raut muka dia yang haus akan pertumbuhan.
Matanya mulai mencari jawaban di wajahku.
Nampak sekali raut muka dia yang haus akan pertumbuhan.
"Ya, seperti kita menumbuhkan kecambah" kembali kuingat percobaan sederhana itu.
"Persis!" tegasku
"Maksudmu bagaimana?" Jony memajukkan wajahnya.
Kurasa apalah bedanya kita dengan kacang hijau. Media tanam berupa kapas dengan wadahnya itu ibarat organisasi, kumpulan, asosiasi, instansi, atau perserikatan apapun yang menjadikan kita bisa berkumpul. Tempat yang dimana kita berada disitu maka kita akan tumbuh.
"Dan air ini.." kuangkat beberapa tetes air di sendok es kelapa muda dari gelasnya.
"Akan menghidupkan kacang hijau itu, karna air adalah unsur dari segala makhluk hidup" ungkapku.
"Kacang hijau itu pun merasa tak asing lagi, karna air itu adalah bagian dari dirinya" ujarku.
"Ya.. ya" jony mengangguk pelan.
"Jadi aku harus memberi pemahaman kepada orang bahwa organisasi itu adalah bagian dari dirinya?" tanya Jony dengan lirih.
"Ya, betul" tegasku.
"Air itu adalah pemahaman yang meresap ke dalam kapas, hingga orang di dalam organisasi itu merasa... ini gue banget!"
"Aku bisa tumbuh disini, di organisasi ini, ini yang aku cari"
Tidak akan bisa tumbuh seseorang dalam organisasi jika dia merasa dia di tempat yang salah. Tugas kita memberikan air itu dalam organisasi, hingga mereka yang di dalamnya merasa memiliki, terserah dengan cara apapun.
Maka tumbuhlah kecambah, hari demi hari, memanjang batangnya dengan kuncup daun di ujungnya.
"Lalu apa itu sinar matahari?" tak sabar jony ingin megetahui maknanya.
"Kau tau Jon, matahari membuat semua tumbuhan tergerak ke arahnya?"
"Ya" kata Jony.
"Arah tumbuh yang sama"
"Itu adalah visi organisasi!" tegasku
"Bukan kepentingan-kepentingan yang lain!"
Sinar matahari membuat semua tumbuhan menoleh ke arah yang sama, satu tujuan, satu nilai falsafah.
Matahari pun bisa membuat tumbuhan bisa mencerna makanannya sendiri, artinya semua orang dalam organisasi itu bisa menggali potensinya dan tersampaikan aktualisasi diri, salah satu kebutuhan dasar manusia yang terakhir.
"Tapi kecambah tumbuh lebih cepat jika tanpa cahaya matahari" tiba-tiba Jony teringat percobaan serupa.
"Betul sekali, batangnya memanjang lebih cepat" jawabku
Terkadang kecambah dalam kegelapan memang tumbuh lebih cepat karna hormon pertumbuhan yang bernama auxin, aktif dikala matahari tenggelam di sisi lain lingkaran bumi.
"Namun lihat dengan jelas, Jon, lihat"
"Kecambah yang demikian batangnya rapuh dan daunnya menguning"
"Apakah itu pertumbuhan yang kau inginkan di organisasimu?"
Jony menarik sudut bibirnya, perlahan tersenyum dan lagi-lagi mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hebat juga kamu ya" puji dia padaku.
"Ah!! sawang-sinawang, Jon" kami tertawa terbahak bersama.
============= Sekian ==================
Ditulis oleh:
Bagus Johan Maulana, SKM
ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal.
Seniman, pegiat organisasi Pramuka Saka Bakti Husada, Forum Lingkar Pena, Karang Taruna, Asosiasi Perawat Luka & Inkontinensia.