Jumat, 02 Februari 2018

The Krida, serukan cintai alam di Bumijawa festival

THE KRIDA akan ramaikan acara Bumijawa Festival, Launching Wisata Desa, 3-4 Februari 2018. Tim Kreatif Dinas Kesehatan akan tampil atas nama "The Krida" sebagai utusan dari Saka Bakti Husada pada Sabtu (3/2) jam 19.00 wib di Desa Cempaka Kecamatan Bumijawa.


 


Duo group yang di dalangi oleh Teguh Triyono ini akan membawakan karya sendiri yang mengupas indahnya alam Tegal yang sangat berpotensi untuk kemakmuran rakyat, dan perlunya untuk terus menjaganya.

Ditemui di kantornya, Jumat (2/2), Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tegal, dr. Hendadi menyampaikan dukungannya untuk penampilan ini selain mengenalkan Saka Bakti Husada dan Kwarcab Tegal, juga menyampaikan pentingnya memelihara alam sebagai bagian dari unsur kesehatan masyarakat. "Kesehatan Lingkungan adalah bagian dari kesehatan individu, kelompok dan masyarakat, ayo jaga bersama" ujarnya.

Puisi berdurasi 7 menit yang akan dibawakan oleh Teguh itu akan diiringi dengan alunan gitar akustik dengan improvisasi vokal yang etnik. Kali ini musikalisasi puisi ini akan memadukan unsur musik dari Asia Selatan, dan Afika Barat (Nigeria). 

Nasa, koordinator pentas seni budaya dari HIDORA (Himpunan Indonesia Raya), menjadwalkan The Krida untuk tampil dalam sesi Pentas Budaya, sintren kolaborasi seniman lokal, Nusantara dan Mancanegara pada malam nanti.

Seperti sudah dipublikasikan jauh hari bahwa Bumijawa Festival adalah sebuah event besar untuk mengangkat potensi budaya Tegal untuk daya tarik wisata. Pagelaran tersebut mengundang banyak tokoh pegiat wisata seperti Marcel Hartawan, Prof DR M Baiquni, MA, Ary S Suhandi, dan budayawan, seniman lokal, nasional dan internasional seperti Ki Enthus Susmono (Bupati Tegal) , Trie Utami, Tebo Aumbara, Rayhan Sudrajat, Unen Unen Tengel, Gilles Saissi, Youliz Mbix, Alexey Dmitrenko, Log Sanskrit, Doyok Anggara, Ki Sri Widodo, dan tentunya menghadirkan seni lokal Tegal sintren dan tari topeng endel Ibu Suwitri.



Berbagai acara yang akan digelar diantaranya adalah Penampilan kesenian, aneka budaya desa setempat seperti Mandi di mata air (tuk) , pengenalan kuliner lokal, acara Tanam Padi di sawah bersama, seminar wisata, dan launching wisata budaya.